Memiliki seorang bayi adalah sebuah anugerah yang sangat indah, namun juga bisa menimbulkan tantangan baru bagi orangtua, terlebih bagi mereka yang baru mempunyai anak pertama.
Salah satu tantangan tersebut adalah ketika bayi mengalami yang disebut dengan kolik. Apa itu kolik? Bagaimana cara mengenali ciri-cirinya? Apa saja penyebab dan faktor risikonya? Dan yang pasti, bagaimana cara merawat bayi kolik? Temukan jawabannya di bawah ini!
Apa Itu Kolik Pada Bayi?
Kolik adalah kondisi yang biasanya terjadi pada bayi. Bayi yang mengalami kolik biasanya akan menangis dalam periode waktu yang lama dan intensif, sering kali tanpa alasan yang jelas. Ini bisa menjadi hal yang sangat melelahkan bagi orang tua, tetapi yang perlu diingat adalah bahwa kolik bukanlah penyakit dan tidak merugikan kesehatan bayi dalam jangka panjang.
Kolik biasanya dimulai pada bayi yang berusia 2-3 minggu dan puncaknya terjadi pada usia sekitar 6 minggu. Meski lama dan intens, tangisan bayi kolik biasanya terjadi pada waktu yang sama setiap hari, sering kali dimulai pada sore atau malam hari.
Baca juga: Berbagai Macam Arti Tangisan Bayi
Penyebab dan Faktor Risiko Bayi Kolik
Penyebab kolik pada bayi belum sepenuhnya dimengerti. Namun, beberapa pakar percaya beberapa kondisi berikut ini:
1. Sistem Pencernaan yang Belum Sempurna
Sebagian besar pakar percaya bahwa kolik pada bayi terjadi karena sistem pencernaan mereka yang belum matang. Hal ini menjadikan perut bayi lebih sensitif dan mudah mengalami kembung atau sakit perut.
2. Sensitivitas yang Tinggi terhadap Lingkungan
Beberapa bayi mungkin lebih rentan terhadap lingkungan sekitar. Bayi yang lebih sensitif dapat dengan mudah merasa tidak nyaman akibat stimulasi dari lingkungan, seperti suara keras atau sentuhan.
3. Berat Badan Rendah Saat Lahir
Bayi yang lahir dengan berat badan rendah cenderung memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kolik. Ini mungkin terkait dengan kematangan sistem pencernaan yang belum optimal mereka.
4. Tingkat Stres, Kecemasan, atau Depresi Ibu
Jika ibu mengalami tingkat stres, kecemasan, atau depresi yang tinggi selama kehamilan atau setelah melahirkan, bayi tersebut lebih mungkin mengalami kolik. Keseimbangan hormon dan suasana emosi ibu dapat memengaruhi kesehatan dan kenyamanan bayi.
5. Faktor Keturunan
Faktor genetik atau keturunan juga berpotensi menjadi penyebab kolik pada bayi. Jika orang tua atau saudara kandung pernah mengalami kolik saat bayi, risiko seorang bayi untuk mengalami kolik menjadi lebih tinggi.
Baca juga: Kolik Pada Bayi: Apa dan Bagaimana Cara Mengatasinya?
5 Ciri-ciri Bayi Kolik
Ada beberapa tanda dan gejala yang dapat menunjukkan bahwa bayi mungkin mengalami kolik, di antaranya:
- Menangis dalam periode waktu yang lama. Tangisan ini biasanya berlangsung selama tiga jam atau lebih per hari dan terjadi setidaknya tiga hari dalam seminggu selama tiga minggu atau lebih.
- Tangisan yang terdengar lebih keras, lebih tinggi, lebih intens, atau lebih “gelisah” daripada tangisan biasa bayi.
- Wajah bayi yang tampak merah atau memerah saat menangis.
- Gangguan tidur, makan, atau buang air besar.
- Bayi terlihat tidak bisa tenang, sering menggeliat atau tampak tidak nyaman.
5 Tips Merawat Bayi Kolik
Berikut ini beberapa tips yang dapat membantu Bunda dalam merawat bayi kolik:
1. Mengenali Gejala Kolik
Langkah pertama dalam merawat bayi kolik adalah mengenal gejalanya. Bayi kolik biasanya menangis non-stop dalam periode tertentu, biasanya di sore atau malam hari. Selain itu, bayi kolik juga sering mengalami kembung dan tampaknya merasa tidak nyaman.
2. Melakukan Pijatan Lembut
Mengajak bayi bermain atau memberikan pijatan lembut dapat membantu meredakan rasa tidak nyaman pada bayi. Pijatan pada perut bisa membantu meringankan kolik. Akan tetapi, setiap bayi berbeda, jadi Bunda perlu mencoba berbagai teknik untuk melihat mana yang paling efektif.
3. Menyusui dengan Posisi yang Benar
Pastikan Bunda menyusui dengan posisi yang tepat untuk mengurangi asupan udara yang ikut tertelan oleh bayi saat menyusu. Udara yang tertelan bisa menyebabkan perut kembung dan memperparah gejala kolik.
4. Mengggunakan Suara Lembut dan Menenangkan
Suara lembut dan menenangkan dapat membantu meredakan tangisan bayi. Bunda bisa mencoba berbicara lembut pada bayi atau menyanyikan lagu pengantar tidur yang halus dan menenangkan.
5. Mengganti Botol Susu dengan Botol Susu Anti Kolik Cussons Baby
Terakhir, salah satu tips ampuh meredakan kolik adalah dengan mengganti botol susu biasa dengan Botol Susu Anti Kolik Cussons Baby. Botol ini memiliki diameter ujung dot leher lebar yang dirancang untuk sesuai dengan rongga mulut bayi dan menyerupai bentuk payudara, membuat proses menyusu menjadi lebih alami.
Material yang digunakan dalam botol ini adalah karet silikon food contact grade yang lentur dan lembut, sehingga bayi akan merasa lebih nyaman saat menyusu.
Namun yang paling menonjol dari produk ini adalah fitur Sistem Advanced Air-Vent yang dapat menghalangi udara ikut terhisap saat bayi sedang menyusu. Hal ini penting untuk membantu mencegah perut bayi mengalami kembung dan mencegah gejala kolik.
Dengan ketujuh tips ini, Bunda akan lebih siap dalam menghadapi dan merawat bayi kolik. Dengan penuh kesabaran dan kasih sayang, Bunda bisa membantu meredakan rasa tidak nyaman pada bayi dan memberikan kenyamanan yang dibutuhkan oleh bayi.